Teman Jeriko Mendukung
Dr. Jefri Riwu Kore, M.M., M.H menjadi Walikota sekali lagi untuk Lanjutkan Perubahan di Kota Kupang
Teman Jeriko Mendukung
Dr. Jefri Riwu Kore, M.M., M.H menjadi Walikota sekali lagi untuk Lanjutkan Perubahan di Kota Kupang
Kupang – Pasangan calon Wali dan Wakil Wali Kota...
SelengkapnyaKupang – Calon Wali Kota Kupang nomor urut 4,...
SelengkapnyaOpini Oleh Gulam Bahri : Kordinator Milenial Jeriko-Adinda Menjelang...
SelengkapnyaMengapa Air Bersih di seluruh dunia berkurang dan semakin sulit, bencana kekeringan mengancam dimana – mana!
Hal ini dikarenakan penebangan pohon yang massive dan berlangsung puluhan tahun.
Pak Jefri sadar akan ini dan sudah menjalankan Program Gerakan Kupang Hijau dan Program Tanam Air agar anak cucu kita terhindar dari bencana kekeringan
Sebagai kepala daerah, tanggung jawab kami bukan hanya sekedar meraih WTP, tapi bagaimana menyajikan laporan keuangan yang jujur dan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat Kota Kupang
1. Cottage, Rumah Panggung di Atas Air dan Restoran Lopo
Pada sisi kiri Segmen 2, hutan mangrove eksisiting dioptimalkan dengan reboisasi dan penataan yang mengakomodir pembangunan Cottatge, sehingga tercipta kesan “Mangrove Rumahku”. Wisatawan yang menginap akan menikmati indahnya pemandangan matahari terbit dan terbenam serta kicauan burung di antara rerimbunan pohon mangrove. Cottage berupa rumah panggung di atas air (Langgam Rote) yang dilengkai fasilitas hiburan dan restoran lopo berkarakter parametrik menjadi pelengkap sensasi Arsitektur Vernakular NTT.
2. Kolam Bandeng dan Lab Pembibitan
Fasilitas berikutnya adalah Kolam Bandeng yang ditata sebagai koridor menuju Cottage Mangrove. Dengan mengambil pola radial, dan laboratorium pembibitan sebagai titik sentral, kolam ini menjadi salah satu fasilitas ekonomi yang menopang kegiatan pemancingan bandeng di sebelahnya. Terdapat 10 petak kolam yang difungsikan sesuai kebutuhan maupun umur bibit bandeng. Pepohonan mangrove tetap dipilih sebagai unsur peneduh kolam sekaligus menjadi pembatas (Buffering) terhadap pemukiman warga yang mengelilinginya.
3. Ecowisata Mangrove
Sebagai sentral dari keseluruhan penataan kawasan di segmen 2, fasilitas rekreasi berupa Ecowisata Mangrove. Fasilitas ini terdiri dari area penerima, lab. edukasi dan pembibitan mangrove, serta jalur wisata mangrove yang tetap mengakomodir bentukan asli jalur eksisting. Area penerima sedikit ditarik ke arah kolam bandeng akibat keterbatasan lahan, tetapi sekaligus menjadi pengikat antara unsur bandeng dengan mangrove. Area ini juga sebagai pintu gerbang ke Cottage Mangrove yang memberi pemandangan ke arah kolam bandeng maupun area pemancingannya.
4. Kolam Pemancingan dan Pohon Waru
Fasilitas Kolam Pemancingan merupakan fitur unggulan selanjutnya setelah Ecowisata Mangrove. Dengan mengusung konsep “Mancing Mania”. Pengunjung dapat memanfaatkan alat pemancingan, jasa pengolahan tangkapan maupun “mini barbeque” yang ada.
Sebagai peneduh, sekeliling kolam akan ditanami pohon waru. Tampilan anjungan pemancingan yang dijajar membentuk setengah lingkaran akan menjadi “spot selfi” maupun menjadi latar belakang yang unik bagi penggemar fotografi.
5. Taman dan Pedestrian
Salah satu bentuk perubahan wajah di seputar segmen muara adalah pembangunan RTP Tirosa, yakni pengurugan daratan yang tidak potensial bagi pertumbuhan mangrove dimaksudkan untuk memanfaatkan lahan yang kurang cantik menjadi lebih menarik. Konsep Ampiteater dimasukkan sebagai area bersama dalam kapasitas sedang yang diselingi indahnya taman dan pedestrian (Beton berpori).
6. Area Playground
Daya tarik wisata di kawasan mangrove juga ditujukan pada kelompok anak-anak. Disediakan area khusus bagi anak-anak untuk bermain di fasilitas yang disediakan dengan suasana pasir laut. Tenda-tenda dengan bentuk kreatif dapat menjadi area tunggu bagi orang tua yang ingin tetap mengawasai anak-anaknya di saat bermain.
7. Jogging Track dan Jalur Sepeda
Salah satu spor menarik dari penataan Segmen Muara, yakni dibangun RTP Muara yang menjadi media atraktif kawula muda Kota Kupang. Konsep kegiatan wisata pada area ini adalah pemandangan Teluk Kupang dengan fasilitas penunjang berupa jalur jogging dan sepeda di sisi kali Liliba-Oesapa.
8. Air Mancur dan Taman Bunga
Sebagai rangkaian penataan Kawasan Wisata Oesapa, di Segmen 3 direncanakan RTP Pohon Duri, yang bentuknya menyerupai haluan kapal. Ruang terbuka seluas 1,8 hektar ini dilengkapi Pujasera, Kolam Ikan dan Air Mancur serta Taman bunga.
9. The Magic Haik
Air mancur di RTP Pohon Duri memiliki ciri khas bentuk alat timba tradisional atau Haik yang mengadopsi prinsip “Kran Ajaib”. Ini merupakan perpaduan antara kearifan lokal dan konteks modern sekaligus menjaga sisi histori dari nama “OESAPA” itu sendiri.
10. Jembatan Lengkung
Untuk menghubungkan Segmen 2 dan 3 yang dipisahkan oleh kali selebar ± 30 m, dibangun sebuah jembatan dengan konstruksi pelengkung sehingga menjadi ikon baru yang semakin memperkuat magnet wisata Kawasan Wisata Oesapa.
Jadi Objek Wisata Modern
Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore (Jeriko) saat menghadiri peletakan batu pertama dan sosialisasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Kupang kawasan Oesapa, di lokasi pembangunan, Kelurahan Oesapa Barat, Jumat (17/9/2021), mengatakan proyek senilai Rp 12 miliar ini merupakan bantuan dari Kementerian PUPR melalui program Kotaku. Program ini bakal mengubah wajah kawasan tersebut menjadi sebuah destinasi wisata modern seperti yang ada di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Wali Kota mengakui pembangunan ini merupakan hasil dari perjuangan sejak beberapa tahun lalu. Berkat dukungan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT dan jajarannya upaya Pemkot Kupang untuk menata Kota Kupang menjadi kota yang modern mulai terwujud. Mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, lampu jalan, drainase dan trotoar. Ditambahkannya selama beberapa tahun terakhir Kota Kupang mendapat perhatian besar dari Presiden Jokowi melalui Kementerian PUPR. Sejumlah besar dana direktif Presiden ditujukan untuk pembangunan dan penataan Kota Kupang.
Wali Kota juga menyampaikan terima kasih kepada warga Oesapa Barat, para pemilik lahan yang telah rela menghibahkan tanahnya untuk pembangunan tersebut. Dia optimis penataan ini tidak hanya melahirkan ikon pariwisata baru tetapi juga menciptakan peluang lapangan kerja baru bagi warga di sekitar lokasi, terutama bagi warga yang telah menghibahkan tanahnya.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Herman Tobo menyampaikan pemilihan kawasan Oesapa sebagai kawasan prioritas berkaitan erat dengan konsep penataan ruang Kota Kupang sebagai Water Front City dan pembangunan infrastruktur 4 permukiman untuk menunjang Kawasan Oesapa sebagai Kawasan Strategis Ekonomi dan Pariwisata.
Pembangunan Skala Kawasan Oesapa Kota Kupang ini menurutnya bertujuan untuk menuntaskan permasalahan kumuh pada 7 indikator kumuh, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), meningkatkan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja, mengembangkan livelihood di kawasan sekitar Oesapa Kota Kupang serta mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat untuk menata permukiman menjadi lebih bersih, sehat dan lestari. Dia berharap ke depan Pemerintah Kota Kupang dapat mengelola dan memelihara hasil pembangunan Skala Kawasan Oesapa sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Wali Kota Kupang Dr. Jefri Riwu Kore (Jeriko) bersama Wakil Wali Kota, dr. Hermanus Man, memastikan program prioritas penanganan air bersih terus berlanjut walaupun masa jabatan mereka akan berakhir pada Agustus 2022.
Hal ini ditegaskan Jeriko saat diskusi bersama awak media di Ruang Garuda, Lantai II Balai Kota, Kamis (13/1/2022) pagi.
Jeriko menjelaskan saat ini pembangunan SPAM Kali Dendeng sedang dilaksanakan. Kapasitas air yang dihasilkan sekitar 150 liter per detik. Pekerjaan saat ini adalah proyek tahap I. Tahap II akan dilanjutkan tahun ini setelah tahap I selesai. Total debit yang dihasilkan bisa mencapai 300 liter per detik. Dengan selesainya megaproyek SPAM Kali Dendeng maka bisa memenuhi 70 persen kebutuhan air bersih di Kota Kupang,
Jeriko menambahkan, selain proyek Kali Dendeng, ada juga proyek yang telah dijawab usulannya yaitu SPAM Air Sagu di Kelurahan Batuplat, Bendungan Kolhua dan Bendungan Kali Liliba. Proyek-proyek ini telah disepakati bersama Kementerian PUPR.
Ia juga menguraikan, jika proyek Bendungan Kolhua jadi dibangun, maka dengan sendirinya bendungan Kali Liliba batal. Sementara untuk SPAM Air Sagu dibatalkan tahun lalu karena covid-19. Oleh karena itu, Jeriko berharap Air Sagu bisa dibangun tahun ini atau tahun depan.
Jeriko mengatakan, di sisa waktu 7 bulan ini, ia terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait program air bersih di Kota Kupang. “Kita optimis, walaupun nanti saya dan Pak Wakil tidak di sini, kami sudah menyiapkan negosiasi-negosiasi, sehingga siapapun pejabat berikutnya, mereka akan tetap melanjutkan itu, dan berpatokan pada persetujuan yang sudah ada,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Kupang, dr. Herman Man juga memastikan bahwa untuk pembangunan yang bersumber dari APBD Kota Kupang tetap akan dilaksanakan. Pasalnya, anggaran telah disepakati dan akan terus dilanjutkan.
“Jadi untuk pembangunan air bersih nanti penjabat atau Plt yang melanjutkan, karena untuk APBD 2023 nanti sesuai dengan rencana yang telah kami susun dalam Peraturan Wali Kota pada 31 Maret 2022,” jelasnya.
Wajah Kota Kupang bakal makin cantik. Tahun ini penataan wajah Kota Kupang kembali dilanjutkan. Sejumlah fasilitas publik akan dibangun.
Fasilitas yang dibangun mencakup drainase, trotoar, tiga bundaran dan juga 4 gerbang masuk Kota Kupang. Hal ini dibahas dalam rapat yang berlangsung di Kantor Gubernur NTT, Rabu (24/3/2021).
Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi tersebut. Turut hadir Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Kusuma Wardhani, Perencana Program Akselerasi Pengembangan Kota Kupang Andi Siswanto, Kepala BPJN X Kupang, Dr. Ir. Muktar Napitupulu, M.Sc.
Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman Kementerian PUPR RI, Kusuma Wardhani, dalam rapat tersebut mengatakan pembangunan tahap 2 ini akan dititikberatkan pada penataan koridor pedestrian bundaran dan gerbang kota.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemerintah daerah segera menyelesaikan beberapa kendala yang menghambat pembangunan Koridor Frans Seda dan permasalahan PKL di Kawasan Kelapa Lima (depan Hotel Aston). Menurutnya, perlu komitmen pemerintah Kota Kupang dibantu Pemerintah Provinsi untuk menyelesaikannya sesegera mungkin. Termasuk beberapa hal yang mengemuka untuk diupayakan solusinya seperti lebar eksisting pedestrian, penanaman pohon di area/lahan eksisting pedestrian serta masalah pengaturan lalu lintas dan lahan parkir di Bundaran Tirosa (Termasuk Parkiran).
Kepala BPJN X Kupang, Dr. Ir. Muktar Napitupulu, M.Sc. dalam kesempatan itu juga mengusulkan agar ada standar desain yang kompatibel dengan rencana pengembangan kota yaitu desain ideal yang bisa dikerjakan dengan memperhatikan analisis perkotaan untuk mewujudkan Kota Kupang sebagai kota pengembangan premium.
Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi menyambut baik upaya penataan wajah Kota Kupang sebagai ibu kota provinsi. Dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat ini, menurutnya, Kota Kupang akan lebih menunjukkan kharismanya sebagai ibu kota provinsi dengan adanya penataan kota tahap kedua ini. Secara khusus Wagub Nai Soi juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada pemerintah pusat.
Sementara itu, Wali Kota dalam pertemuan mengemukakan desain penataan kota ini nantinya akan menonjolkan kearifan khas daerah Kota Kupang dengan penataan berbatuan, pohon-pohon termasuk pohon lontar serta menampilkan arsitektur adat yang mewakili tradisi kedaerahan di Kota Kupang. Pemerintah Kota Kupang juga akan gencar melakukan sosialisasi kepada warga agar menjaga fasilitas yang telah dibangun.
Usai pertemuan, kepada awak media, Wali Kota Jeriko berkomentar bahwa pengembangan bundaran mencakup 3 lokasi bundaran yaitu Bundaran El Tari, Bundaran Patung Kirab dan Bundaran Patung Tirosa. Selain itu, penataan juga mencakup 4 gerbang masuk kota, yaitu masing-masing terletak di Lasiana, Belo, Bolok, dan Penfui.
Semuanya akan dibiayai dari APBN atau bantuan pemerintah pusat. “Kita mendapat bantuan dari pemerintah pusat sekitar 125 miliar dari APBN. Proyek akan dilaksanakan secara multiyears. Rencananya akan mulai dilelang mulai bulan Juni tahun ini dan diperkirakan akan selesai tahun 2022. Kita bersyukur dan berterima kasih atas perhatian pemerintah pusat kepada Kota Kupang karena semua ini anggarannya sesuai dengan lobi,” jelasnya.
Pemerintah Kota Kupang akan menjadikan Bundaran El Tari sebagai salah satu ikon Kota Kupang dan NTT. Di perempatan ini akan ada sejumlah ornamen, mulai dari lopo (rumah adat Timor), sasando hingga patung kuda.
Tahun ini kawasan perempatan El Tari mulai ditata bersama kawasan lainnya seperti Patung Kirab, boulevard Jalan Frans Seda dan 4 gerbang pintu masuk Kota Kupang. Ke-4 gerbang ini yakni di Lasiana, Belo, Bolok dan Penfui.
Khusus untuk perempatan El Tari sudah mulai didesain sesuai ide Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore. Berdasarkan hasil desain yang ada, kawasan perempatan El Tari bakal ditata lebih indah. Tugu Bank Indonesia akan diganti dengan tugu berbentuk rumah adat Timor atau lopo dilengkapi taman. Di dalamnya akan berdiri beberapa patung.
Selain itu, boulevard di kawasan sekitarnya akan ditata lebih indah dengan dilengkapi berbagai ornamen khas NTT seperti tugu sasando dan patung kuda. Menariknya, ada juga pedestrian dilengkapi lampu-lampu taman.
Sebelumnya diberitakan RakyatNTT.com, Kota Kupang mendapat bantuan ratusan miliar rupiah dari pemerintah pusat untuk pembangunan air bersih dan penataan kota. Khusus penataan kota mencakup drainase, trotoar, tiga bundaran dan juga 4 gerbang masuk Kota Kupang. Hal ini dibahas dalam rapat yang berlangsung di Kantor Gubernur NTT, Rabu (24/3/2021) lalu.
Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore mengemukakan desain penataan kota nantinya akan menonjolkan kekhasan Kota Kupang dengan penataan bebatuan, pohon-pohon termasuk pohon lontar serta menampilkan arsitektur adat yang mewakili tradisi kedaerahan di Kota Kupang. Pemerintah Kota Kupang juga akan gencar melakukan sosialisasi kepada warga agar menjaga fasilitas yang telah dibangun.
Wali Kota Jeriko juga mengatakan pengembangan bundaran mencakup 3 lokasi yaitu Bundaran El Tari, Bundaran Patung Kirab dan Bundaran Patung Tirosa. Selain itu, penataan juga mencakup 4 gerbang masuk kota, yaitu masing-masing terletak di Lasiana, Belo, Bolok, dan Penfui.
Semuanya akan dibiayai dari APBN atau bantuan pemerintah pusat. “Kita mendapat bantuan dari pemerintah pusat sekitar 125 miliar dari APBN. Proyek akan dilaksanakan secara multiyears. Rencananya akan mulai dilelang mulai bulan Juni tahun ini dan diperkirakan akan selesai tahun 2022. Kita bersyukur dan berterima kasih atas perhatian pemerintah pusat kepada Kota Kupang karena semua ini anggarannya sesuai dengan lobi,” jelas Jeriko.